BAHAN LITERASI MINGGU KE-8 S2
BAHAN LITERASI MINGGU KE-8 S2
"Empat Hukum Perubahan Perilaku"
Menurut James Clear dari Bukunya: Atomic Habits
Bagaimana perubahan kecil dalam kebiasaan kita dapat memberikan dampak yang besar dalam jangka panjang. James menyajikan kerangka kerja yang sederhana dan praktis untuk membangun kebiasaan baik dan menghilangkan kebiasaan buruk, yang disebut dengan "Empat Hukum Perubahan Perilaku":Â
Hukum pertama dari Atomic Habits: Jadikan jelas (Cue). Hukum ini menekankan pentingnya membuat isyarat atau pemicu kebiasaan menjadi jelas dan terlihat agar kita sadar dan termotivasi untuk melakukannya.
Clear menjelaskan bahwa otak kita terus-menerus mencari isyarat yang menandakan adanya hadiah atau potensi masalah. Setelah isyarat itu dikenali, otak akan memicu keinginan (hukum kedua), yang kemudian mendorong respons (hukum ketiga), dan akhirnya menghasilkan hadiah (hukum keempat). Jika isyarat suatu kebiasaan tidak jelas, kemungkinan besar kebiasaan itu tidak akan pernah dimulai.
Ada dua strategi utama yang bisa kita gunakan untuk menjadikan isyarat kebiasaan menjadi jelas:
1. Implementasi Niat (Implementation Intention):
Strategi ini melibatkan penetapan secara spesifik kapan, di mana, dan bagaimana kita akan melakukan suatu kebiasaan. Formatnya sederhana:
"Saya akan [KEBIASAAN] pada [WAKTU] di [LOKASI]."
Contohnya:
"Saya akan berolahraga selama 30 menit pada pukul 7 pagi di ruang tamu."
"Saya akan menulis satu paragraf artikel saya setelah selesai minum kopi pagi."
"Saya akan merapikan meja kerja saya setiap hari sebelum meninggalkan kantor."
Dengan membuat rencana yang konkret, kita menghilangkan ambiguitas dan memberikan otak kita isyarat yang jelas kapan dan di mana tindakan harus diambil. Ini meningkatkan kemungkinan kita untuk benar-benar melakukan kebiasaan tersebut.
2. Penumpukan Kebiasaan (Habit Stacking):
Strategi ini memanfaatkan kebiasaan yang sudah ada sebagai pemicu untuk kebiasaan baru yang ingin kita bangun. Formatnya adalah:
"Setelah saya [KEBIASAAN LAMA], saya akan [KEBIASAAN BARU]."
Contohnya:
"Setelah saya menyeduh kopi pagi, saya akan membaca satu halaman buku." (Kebiasaan lama: menyeduh kopi; Kebiasaan baru: membaca buku)
"Setelah saya menggosok gigi di malam hari, saya akan menyiapkan pakaian untuk besok." (Kebiasaan lama: menggosok gigi; Kebiasaan baru: menyiapkan pakaian)
"Setelah saya duduk di meja kerja, saya akan memeriksa daftar tugas harian saya." (Kebiasaan lama: duduk di meja kerja; Kebiasaan baru: memeriksa daftar tugas)
Penumpukan kebiasaan bekerja karena kebiasaan lama sudah otomatis dan tertanam dalam rutinitas kita. Dengan "menempelkan" kebiasaan baru pada kebiasaan yang sudah ada, kita memanfaatkan isyarat yang sudah ada untuk memicu tindakan baru.
Mengapa Hukum Pertama Ini Penting?
Hukum pertama ini menjadi fondasi penting karena tanpa isyarat yang jelas, kita sering kali lupa atau tidak termotivasi untuk memulai kebiasaan yang kita inginkan. Membuat isyarat menjadi jelas membantu kita untuk:
Meningkatkan kesadaran: Kita menjadi lebih sadar tentang kapan dan di mana kita ingin melakukan kebiasaan tersebut.
Mengurangi gesekan: Dengan rencana yang jelas, kita tidak perlu lagi menghabiskan energi untuk memutuskan kapan dan di mana harus bertindak.
Memicu tindakan: Isyarat yang jelas bertindak sebagai pemicu mental yang mendorong kita untuk mengambil tindakan.
Sebaliknya, untuk menghilangkan kebiasaan buruk, hukum pertama ini menyarankan untuk menjadikan tidak terlihat (Make it invisible) isyarat yang memicu kebiasaan tersebut. Misalnya, jika Anda ingin mengurangi bermain media sosial, Anda bisa menghapus aplikasi dari layar utama ponsel Anda atau mematikannya saat Anda sedang bekerja.
Dengan memahami dan menerapkan hukum pertama ini, kita dapat mulai membangun sistem kebiasaan yang efektif dengan membuat isyarat yang jelas untuk kebiasaan baik yang ingin kita adopsi.
Hukum kedua dari Atomic Habits: Jadikan menarik (Craving). Hukum ini menekankan bahwa kita lebih mungkin untuk membentuk kebiasaan ketika kita merasa tertarik atau menginginkannya. Keinginan atau craving inilah yang menjadi motor penggerak di balik setiap kebiasaan. Tanpa adanya motivasi, sulit untuk mempertahankan kebiasaan dalam jangka panjang.
Clear menjelaskan bahwa setiap kebiasaan didorong oleh antisipasi hadiah, bukan hadiah itu sendiri. Otak kita melepaskan dopamin, neurotransmitter yang terkait dengan kesenangan dan motivasi, ketika kita mengantisipasi sesuatu yang menyenangkan. Oleh karena itu, membuat kebiasaan yang ingin kita bentuk menjadi menarik adalah kunci untuk membangun dan mempertahankannya.
Berikut adalah beberapa strategi yang bisa kita gunakan untuk menjadikan kebiasaan lebih menarik:
1. Gunakan Godaan Pengelompokan (Temptation Bundling):
Strategi ini menghubungkan tindakan yang ingin kita lakukan dengan tindakan yang ingin kita lakukan. Formatnya adalah:
"Setelah saya [KEBIASAAN YANG HARUS DILAKUKAN], saya akan [KEBIASAAN YANG INGIN DILAKUKAN]."
Contohnya:
"Setelah saya berolahraga selama 30 menit (kebiasaan yang harus dilakukan), saya akan menonton episode serial TV favorit saya (kebiasaan yang ingin dilakukan)."
"Setelah saya menyelesaikan laporan kerja (kebiasaan yang harus dilakukan), saya akan memeriksa media sosial (kebiasaan yang ingin dilakukan)."
"Setelah saya belajar bahasa asing selama 15 menit (kebiasaan yang harus dilakukan), saya akan mendengarkan podcast musik favorit saya (kebiasaan yang ingin dilakukan)."
Dengan mengaitkan kebiasaan yang kurang menarik dengan sesuatu yang sangat kita nikmati, kita menciptakan insentif untuk melakukan kebiasaan yang lebih sulit. Otak kita mulai mengasosiasikan kebiasaan yang "harus" dilakukan dengan perasaan positif dari kebiasaan yang "ingin" dilakukan.
2. Bergabung dengan Budaya di Mana Perilaku yang Kita Inginkan adalah Perilaku Normal:
Kita sangat dipengaruhi oleh lingkungan sosial kita. Ketika suatu perilaku menjadi norma dalam kelompok kita, kita cenderung lebih mudah untuk mengadopsinya. Bergabung dengan komunitas atau kelompok yang memiliki kebiasaan yang ingin kita kembangkan dapat membuat kebiasaan tersebut terasa lebih menarik dan mudah untuk diikuti.
Contohnya:
Jika Anda ingin lebih banyak membaca, bergabunglah dengan klub buku.
Jika Anda ingin lebih aktif, bergabunglah dengan komunitas lari atau bersepeda.
Jika Anda ingin belajar keterampilan baru, bergabunglah dengan forum atau kelompok belajar online.
Ketika kita melihat orang lain melakukan kebiasaan yang kita inginkan dan mendapatkan manfaat darinya, kita akan merasa lebih termotivasi dan tertarik untuk melakukan hal yang sama. Selain itu, dukungan dan akuntabilitas dari kelompok juga dapat meningkatkan daya tarik kebiasaan tersebut.
3. Ciptakan Ritual Motivasi:
Anda dapat menciptakan ritual kecil yang Anda nikmati sebelum melakukan kebiasaan yang kurang menarik. Ritual ini dapat membantu Anda masuk ke dalam mindset yang tepat dan membuat kebiasaan tersebut terasa lebih menyenangkan.
Contohnya:
Sebelum belajar, Anda bisa menyeduh teh favorit Anda dan menyalakan lilin aromaterapi.
Sebelum bekerja, Anda bisa mendengarkan lagu yang membangkitkan semangat.
Sebelum berolahraga, Anda bisa menyiapkan pakaian olahraga Anda dengan rapi dan memutar musik yang energik.
Ritual-ritual kecil ini menciptakan antisipasi dan asosiasi positif dengan kebiasaan yang ingin Anda lakukan.
Mengapa Hukum Kedua Ini Penting?
Membuat kebiasaan menjadi menarik sangat penting karena:
Meningkatkan motivasi: Keinginan adalah bahan bakar yang mendorong kita untuk memulai dan mempertahankan kebiasaan.
Mengurangi penundaan: Ketika kita merasa tertarik pada suatu kebiasaan, kita cenderung lebih kecil kemungkinannya untuk menunda-nundanya.
Membuat kebiasaan lebih berkelanjutan: Kebiasaan yang kita nikmati lebih mungkin untuk menjadi bagian permanen dari hidup kita.
Sebaliknya, untuk menghilangkan kebiasaan buruk, hukum kedua menyarankan untuk menjadikan tidak menarik (Make it unattractive) isyarat dan hadiah dari kebiasaan tersebut. Misalnya, Anda bisa fokus pada konsekuensi negatif jangka panjang dari kebiasaan buruk atau mengasosiasikannya dengan perasaan tidak menyenangkan.
Dengan memahami dan menerapkan hukum kedua ini, kita dapat meningkatkan motivasi kita untuk membangun kebiasaan baik dengan membuatnya lebih menarik dan menyenangkan.
Hukum ketiga dari Atomic Habits: Jadikan mudah (Make it easy). Hukum ini menekankan bahwa kita lebih mungkin untuk melakukan kebiasaan jika pelaksanaannya mudah dan tidak memerlukan banyak usaha. Semakin besar gesekan atau hambatan yang terkait dengan suatu kebiasaan, semakin kecil kemungkinan kita untuk melakukannya secara konsisten.
Clear menjelaskan bahwa motivasi seringkali fluktuatif. Kita tidak bisa selalu mengandalkan kemauan keras untuk membangun kebiasaan. Oleh karena itu, penting untuk merancang lingkungan dan tindakan kita sedemikian rupa sehingga kebiasaan baik menjadi pilihan yang paling mudah untuk dilakukan.
Berikut adalah beberapa strategi untuk menjadikan kebiasaan lebih mudah:
1. Kurangi Gesekan (Reduce Friction):
Strategi ini berfokus pada menghilangkan hambatan atau kesulitan yang mungkin menghalangi kita untuk melakukan kebiasaan yang diinginkan.
Contohnya:
Jika Anda ingin lebih sering berolahraga di pagi hari, siapkan pakaian olahraga Anda di malam sebelumnya dan letakkan di dekat tempat tidur. Dengan begitu, Anda tidak perlu lagi mencari-cari pakaian saat masih mengantuk.
Jika Anda ingin lebih banyak membaca, letakkan buku di tempat yang mudah dijangkau, seperti di meja samping tempat tidur atau di tas Anda.
Jika Anda ingin makan makanan sehat, siapkan buah dan sayuran yang sudah dicuci dan dipotong di dalam kulkas sehingga Anda bisa langsung mengambilnya saat lapar.
Dengan mengurangi langkah-langkah atau usaha yang dibutuhkan untuk memulai suatu kebiasaan, kita meningkatkan kemungkinan untuk benar-benar melakukannya.
2. Tingkatkan Gesekan untuk Kebiasaan Buruk:
Prinsip yang sama berlaku untuk menghilangkan kebiasaan buruk, namun dengan arah yang berlawanan. Kita perlu meningkatkan gesekan atau kesulitan yang terkait dengan kebiasaan yang tidak kita inginkan.
Contohnya:
Jika Anda ingin mengurangi bermain media sosial, hapus aplikasi dari layar utama ponsel Anda atau bahkan log out setiap kali selesai menggunakannya.
Jika Anda ingin mengurangi makan camilan tidak sehat, jangan menyimpan camilan tersebut di rumah atau letakkan di tempat yang sulit dijangkau.
Jika Anda ingin mengurangi menonton TV terlalu banyak, cabut kabel TV setelah selesai menonton.
Dengan membuat kebiasaan buruk menjadi lebih sulit dan merepotkan untuk dilakukan, kita mengurangi kemungkinan untuk melakukannya secara impulsif.
3. Kuasai Kebiasaan Terkecil Terlebih Dahulu (Master the Tiny Habit):
Strategi ini melibatkan memulai dengan versi yang sangat kecil dan mudah dari kebiasaan yang ingin kita bangun. Idenya adalah untuk membuat kebiasaan menjadi begitu mudah sehingga hampir tidak mungkin untuk gagal.
Contohnya:
Jika Anda ingin mulai berolahraga, mulailah dengan melakukan satu kali push-up sehari.
Jika Anda ingin mulai menulis, mulailah dengan menulis satu kalimat sehari.
Jika Anda ingin mulai membaca, mulailah dengan membaca satu halaman sehari.
Meskipun tampak tidak signifikan, memulai dengan kebiasaan yang sangat kecil membantu membangun momentum dan identitas sebagai orang yang melakukan kebiasaan tersebut. Setelah kebiasaan kecil ini menjadi otomatis, Anda dapat secara bertahap meningkatkannya.
4. Gunakan Aturan Dua Menit (The Two-Minute Rule):
Aturan ini menyatakan bahwa setiap kebiasaan baru harus membutuhkan waktu kurang dari dua menit untuk dilakukan. Idenya adalah untuk membuat permulaan suatu kebiasaan menjadi sangat mudah. Setelah Anda berhasil melakukan bagian dua menit pertama, Anda akan lebih mudah untuk melanjutkannya.
Contohnya:
"Baca sebelum tidur" menjadi "Baca satu halaman sebelum tidur."
"Berolahraga" menjadi "Pakai sepatu olahraga saya."
"Belajar bahasa asing" menjadi "Buka aplikasi belajar bahasa."
Setelah Anda berhasil melakukan tindakan dua menit pertama, Anda seringkali akan merasa termotivasi untuk melanjutkan lebih lama.
Mengapa Hukum Ketiga Ini Penting?
Menjadikan kebiasaan mudah adalah kunci untuk konsistensi karena:
Mengurangi hambatan mental: Kita lebih cenderung melakukan sesuatu jika tidak terasa berat atau sulit.
Membangun momentum: Tindakan kecil yang mudah dilakukan dapat membangun momentum untuk tindakan yang lebih besar.
Meningkatkan kemungkinan keberhasilan: Dengan membuat kebiasaan mudah, kita mengurangi risiko kegagalan dan membangun rasa percaya diri.
Dengan fokus pada membuat kebiasaan baik menjadi lebih mudah dan kebiasaan buruk menjadi lebih sulit, kita dapat secara efektif membentuk perilaku kita tanpa harus selalu mengandalkan motivasi yang kuat.
Hukum keempat dari Atomic Habits: Jadikan memuaskan (Make it satisfying). Hukum ini menekankan bahwa kita lebih mungkin untuk mengulangi suatu perilaku jika pengalaman setelahnya terasa memuaskan atau menyenangkan. Otak kita secara alami mencari kesenangan dan menghindari rasa sakit. Oleh karena itu, menciptakan hadiah atau konsekuensi positif setelah melakukan kebiasaan baik sangat penting untuk memperkuatnya.
Clear menjelaskan bahwa hadiah langsung lebih efektif dalam membangun kebiasaan daripada hadiah yang tertunda. Meskipun manfaat jangka panjang dari kebiasaan baik itu penting, otak kita lebih responsif terhadap kepuasan instan.
Berikut adalah beberapa strategi untuk menjadikan kebiasaan lebih memuaskan:
1. Gunakan Sistem Pelacak Kebiasaan (Habit Tracker):
Mencatat kemajuan Anda adalah cara sederhana namun efektif untuk membuat kebiasaan terasa lebih memuaskan. Melihat deretan tanda centang atau catatan yang menunjukkan bahwa Anda telah berhasil melakukan kebiasaan Anda dapat memberikan rasa pencapaian dan motivasi untuk terus melanjutkannya.
Anda bisa menggunakan aplikasi pelacak kebiasaan digital, kalender fisik, atau bahkan membuat catatan sederhana di buku harian Anda. Yang terpenting adalah Anda memiliki catatan visual tentang kemajuan Anda. Setiap kali Anda berhasil melakukan kebiasaan, tandai atau catatlah. Tindakan sederhana ini memberikan bukti nyata dari usaha Anda dan memicu perasaan positif.
2. Berikan Hadiah pada Diri Sendiri:
Setelah berhasil melakukan kebiasaan, terutama pada tahap awal pembentukan, memberikan hadiah kecil pada diri sendiri dapat memperkuat asosiasi positif dengan kebiasaan tersebut. Hadiah ini tidak harus besar atau mahal, yang penting adalah sesuatu yang Anda nikmati dan yang Anda nantikan.
Contohnya:
Setelah menyelesaikan sesi belajar, Anda bisa menikmati secangkir teh atau kopi favorit Anda.
Setelah berolahraga, Anda bisa menonton satu episode acara TV kesukaan Anda.
Setelah menabung sejumlah uang, Anda bisa membeli buku yang sudah lama Anda inginkan.
Pastikan hadiah yang Anda berikan selaras dengan tujuan Anda dan tidak merusak kemajuan yang telah Anda capai. Misalnya, jika Anda sedang berusaha menurunkan berat badan, jangan memberikan hadiah berupa makanan tidak sehat.
3. Hindari Konsekuensi Negatif:
Sebaliknya, untuk kebiasaan buruk, pastikan ada konsekuensi yang tidak menyenangkan jika Anda melakukannya. Meskipun ini lebih terkait dengan menghilangkan kebiasaan buruk, pemahaman tentang konsekuensi juga penting dalam membangun kebiasaan baik (misalnya, rasa bersalah atau kecewa jika Anda melewatkan olahraga yang sudah menjadi rutinitas).
4. Buatnya Terlihat:
Sama seperti pelacak kebiasaan, membuat kemajuan Anda terlihat dalam bentuk lain juga bisa memuaskan. Misalnya:
Jika Anda sedang menabung untuk sesuatu, visualisasikan tujuan Anda dengan menempelkan gambar atau grafik kemajuan Anda di tempat yang sering Anda lihat.
Jika Anda sedang belajar bahasa baru, tandai negara-negara yang bahasanya sedang Anda pelajari di peta dunia.
Melihat kemajuan Anda secara visual dapat memberikan rasa pencapaian yang nyata.
5. Temukan Bentuk Kepuasan Intrinsik:
Seiring waktu, seiring kebiasaan baik menjadi lebih terintegrasi dalam hidup Anda, kepuasan yang Anda rasakan akan lebih bersifat intrinsik. Anda akan merasa puas dengan manfaat yang Anda rasakan secara langsung, seperti peningkatan energi setelah berolahraga, pikiran yang lebih jernih setelah meditasi, atau rasa pencapaian setelah menyelesaikan tugas.
Fokus pada manfaat jangka panjang dan bagaimana kebiasaan tersebut membuat Anda menjadi versi diri yang lebih baik dapat menjadi sumber kepuasan yang kuat.
Mengapa Hukum Keempat Ini Penting?
Menjadikan kebiasaan memuaskan sangat penting karena:
Memperkuat perilaku: Pengalaman positif setelah melakukan suatu tindakan meningkatkan kemungkinan untuk mengulanginya di masa depan.
Menciptakan umpan balik positif: Hadiah memberikan sinyal kepada otak bahwa perilaku tersebut bermanfaat dan patut diulangi.
Membangun motivasi jangka panjang: Kepuasan yang konsisten membantu mempertahankan motivasi bahkan ketika hasil jangka panjang belum terlihat sepenuhnya.
Dengan memahami dan menerapkan hukum keempat ini, kita dapat menciptakan siklus umpan balik positif yang membuat kebiasaan baik menjadi lebih menarik dan berkelanjutan. Ini adalah kunci untuk mengubah kebiasaan kecil menjadi hasil yang luar biasa dalam jangka panjang.
Inti dari Atomic Habits adalah bahwa perubahan besar dimulai dari kebiasaan-kebiasaan kecil yang dilakukan secara konsisten. Keempat hukum ini bekerja bersama-sama dalam sebuah siklus. Isyarat memicu keinginan, yang memotivasi respons, yang menghasilkan hadiah. Hadiah ini kemudian memperkuat isyarat di masa depan, dan siklus berulang. Secara keseluruhan, Atomic Habits mengajarkan kita untuk fokus pada perbaikan kecil dan bertahap, membangun sistem yang efektif, dan memahami psikologi di balik pembentukan kebiasaan. Dengan menerapkan keempat hukum ini, kita dapat secara sadar merancang kebiasaan yang mendukung tujuan dan meningkatkan kualitas hidup kita dalam jangka panjang.Â