BAHAN LITERASI MINGGU KE-7 S2
BAHAN LITERASI MINGGU KE-7 S2
Mengenal "Habis Gelap Terbitlah Terang"
Buku ini berisi surat-surat Kartini kepada teman-teman korespondensinya di Eropa, terutama di Belanda. Dalam surat-suratnya, Kartini mengungkapkan pemikiran-pemikirannya mengenai kondisi sosial wanita Jawa pada masanya, perjuangannya untuk emansipasi wanita, pentingnya pendidikan, dan cita-citanya untuk kemajuan bangsanya.
Judul "Habis Gelap Terbitlah Terang" adalah terjemahan dan interpretasi dari "Door Duisternis Tot Licht" yang lebih puitis dan populer di Indonesia. Buku ini telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia oleh beberapa tokoh, termasuk Empat Saudara (untuk terbitan awal) dan Armijn Pane (untuk terbitan tahun 1938 yang juga membagi surat-surat tersebut ke dalam bab-bab seperti sebuah roman).
Buku "Habis Gelap Terbitlah Terang" sangat penting karena memberikan wawasan langsung mengenai pemikiran dan perjuangan seorang tokoh emansipasi wanita Indonesia. Buku ini menjadi inspirasi bagi gerakan wanita di Indonesia dan terus relevan hingga kini.
Kartini dengan lugas dan penuh semangat mengungkapkan keprihatinannya terhadap kondisi sosial wanita Jawa pada masanya. Ia menyoroti ketidakadilan gender, keterbatasan akses terhadap pendidikan bagi perempuan, praktik poligami yang merugikan, serta adat istiadat yang mengekang kebebasan dan perkembangan potensi wanita. Kartini menggambarkan bagaimana perempuan Jawa terkurung dalam tradisi, tidak memiliki kesempatan untuk mengembangkan diri, dan dipaksa menjalani kehidupan yang telah ditentukan oleh masyarakat patriarki.
Lebih jauh, surat-surat Kartini mencerminkan kerinduannya akan kemajuan dan modernitas. Ia mengagumi kemajuan yang dicapai oleh wanita-wanita di Eropa dan bercita-cita agar wanita Indonesia juga memiliki kesempatan yang sama dalam memperoleh pendidikan dan menentukan jalan hidup mereka sendiri. Kartini sangat percaya bahwa pendidikan adalah kunci untuk membebaskan perempuan dari keterbelakangan dan memberdayakan mereka untuk berkontribusi bagi bangsa. Ia tidak hanya memikirkan dirinya sendiri, tetapi juga memiliki visi yang luas untuk kemajuan seluruh perempuan Indonesia.
Selain itu, buku ini juga memperlihatkan pemikiran Kartini mengenai kebudayaan Jawa dan bagaimana ia berusaha untuk menjembatani nilai-nilai tradisional dengan gagasan-gagasan modern. Ia tidak serta-merta menolak seluruh tradisi, tetapi ia kritis terhadap aspek-aspek yang dianggapnya menghambat kemajuan perempuan. Surat-suratnya juga mengungkapkan pergolakan batinnya sebagai seorang wanita Jawa terpelajar yang memiliki pandangan maju namun terikat oleh adat istiadat. Melalui surat-suratnya yang penuh dengan harapan dan semangat perjuangan, "Habis Gelap Terbitlah Terang" menjadi catatan penting tentang pemikiran seorang pelopor emansipasi wanita Indonesia dan terus menginspirasi generasi penerus untuk memperjuangkan kesetaraan dan keadilan.
R.A Kartini